Kondom tak aman Cegah HIV/AIDS

Kondom menjadi andalan pencegahan HIV/AIDS. Ini bisa jadi karena banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan mencapai 90 persen. Kegagalan sebesar 10 persen lebih banyak dinisbahkan pada penggunaan yang tidak tepat seperti ukuran terlalu sempit, terlalu longgar, robek saat disarungkan, robek saat digunakan, atau berlubang karena cacat produksi.

Kemampuan kondom mencegah lewatnya sperma ini karena ukuran pori-pori kondom terkecil 5 mikron hampir sama dengan diameter terbesar  sperma 3,5 mikron. Selain sempit, sperma pun akan kesulitan berenang menembus kondom karena ketebalan kondom paling tipis mencapai  194 kali diameter kepalanya.

Tapi bagaimana dengan efektivitasnya untuk mencegah HIV? Kalau melihat ukuran virus itu yakni sebesar 0,1 mikron, maka pori-pori kondom sangat mudah dilewati. Ini seperti kelereng yang melewati gorong-gorong.

Saat ini, ketebalan kondom yang dijual di pasar berkisar antara 483 – 635 mikron. Sedangkan kisaran pori-pori kondom-kondom tersebut  saat tidak direntangkan adalah 5 – 50 mikron. Inilah mengapa kondom tidak menjamin pemakainya tidak menularkan atau tertulari HIV/AIDS dari pasangannya yang ODHA.

Alan Guttmacher Institute pada tahun 1989 menemukan kegagalan kondom mencegah penularan HIV/AIDS mencapai 22.3 persen. British Journal of Medicine pada tahun 1987 mencapai 26 persen, dan New England Journal of Medicine pada tahun 1989 mencapai 33 persen. Artinya, kondom bukanlah penjamin terbebasnya orang dari penyakit ini.

Lanjut di Page selanjutnya 1 2  

0 Response to "Kondom tak aman Cegah HIV/AIDS"

Post a Comment